Teuku Wisnu, Kenalkan Masyarakat Sushi Murah nan ‘Mewah’

Sejumlah selebriti ternama Indonesia, jalin kerjasama bentuk bisnis baru di bidang kuliner bertemakan masakan khas jepang yaitu sushi. Ini bukan lah hal baru di dunia selebriti, dimana kebanyakan dari mereka kini telah memikirkan ‘alternatif’ ketika popularitas menurun. Teuku Wisnu bersama rekannnya sesama selebriti seperti Thomas Nawilis, Dude Herlino, Christian Sugiono, Adi Nugroho, Shireen Sungkar, Titi Kamal, Irene Librawati, sepakat untuk menjalankan bisnis makanan khas jepang yang diberi nama ‘Sushi Miya8i’ (dibaca Miyabi).

Ide itu timbul dari keinginan ‘nyeleneh’ Teuku Wisnu tentang keinginannya mengenalkan makanan khas negeri sakura bernama sushi tersebut. Sebagai selebriti papan atas, tak tanggung Wisnu bermimpi mengenalkan makanan khas jepang sushi, pada masyarakat indonesia secara luas. Siapa sangka, mimpinya malah memberikan celah bisnis baginya. Hingga pada 6 Juni 2011 lalu, Wisnu bersama rekannya sesama selebriti, resmi membuka bisnis baru mereka Sushi Miya8i.

Terkait pemilihan nama Sushi Miya8i pada bisnis kuliner yang ia jalankan, Para pemilik termasuk Wisnu bercerita nama tersebut memiliki arti baik. Menurutnya, angka 8 pada pada penulisan ‘Miya8i’ melambangkan etos dan semangat kerja yang tidak putus-putus. Sedangkan kata ‘Miyabi’ tidak sekedar menjiplak ketenaran milik Miyabi semata, melainkan ‘Miyabi’ itu konotasinya tidak negatif yang sebenarnya memiliki arti berbau baik, megah, elegan, dan keberhasilan dalam bahasa Jepang.

“Saat memulai usaha, kita menentukan Jenis apa makanan yang akan kita buat? Karena saya suka shusi maka kita pakai bisnis shusi. Soal nama, jadi sebenarnya itu taktik marketing juga sih, kita kan tahunya Miyabi itu punya makna negatif, padahal kalau di Jepang Miyabi itu artinya mewah,” ungkap Wisnu.

“Awalnya kami bersahabat, aku, Wisnu dan yang lain. Sudah sering ‘nongkrong bareng’, mereka punya ide, kenapa nggak buat usaha? Aku sepakat sushi, karena aku rasa banyak orang juga suka. Kebetulan, aku suka juga sama sushi. Untuk Miyabi sendiri sebenarnya artinya positif. Miyabi itu bahasa Jepang, yang artinya top, megah dan keren. Bismillah kita jalani saja. Kami berharap ini bisa menjadi suatu brand yang elegan dan bisa menjadi lapangan pekerjaan,” tambah Dude Herlino salah satu penggagas Sushi Miya8i.

Mengawali bisnisnya, Wisnu bersama rekannya sesama selebriti membuka restoran pertama ‘Sushi Miya8i’ di daerah Tebet, tepatnya Jl Tebet Raya No 58A, Jakarta Selatan. Setelah itu disusul restoran sushi lainnya Jl KH Ahmad Dahlan, Kebayoran Baru dan Ruko Margonda Raya No 417, Blok 5-6, Depok dilengkapi dengan hiasan lampion khas Negeri Sakura – Jepang. Wisnu juga menjelaskan jam operasional restoran Sushi Miya8i miliknya yang buka pukul 11.00 – 23.00 (Minggu-Kamis), 11.00 – 01.00 (Jumat dan Sabtu). “Saya masih punya impian punya 100 cabang di Indonesia. Amin, semoga terwujud ya, yang paling penting jangan pernah letih dan jangan pernah ragu untuk bermimpi,” papar pemain sinetron ‘Cinta Fitri’.

“Inget ini bukan sombong, ini bisa kita jadikan motivasi terlebih dalam berbisnis,” tambahnya.

Sushi Miya8i Kantongi Sertifikat Halal

Pakai nama Sushi Miya8i sebagai brand untuk produknya, Wisnu berencana ingin mengenalkan sushi murah namun dengan kualitas yang ‘mewah’ (diambil dari arti kata miyabi dalam bagasa Jepang). Produknya pun bervariasi, ada beragam jenis sushi yang ditawarkan seperti California Roll, Ori Baked Sea Food, Ori Baked California Roll, Teukuro Hot Unagi Roll, dan Tomasiro Dragon Ball. Selain itu, restoran ini juga menyediakan pilihan makanan lainnya demi menambah variasi menu seperti  Sup Miso, Seikoro Tom’s Steak, Chicken Teriyaki, Yakiniku, Tofu, Salad, Katsu Don, Toast Bread Ice Cream dan Nuguroho Tempura Ice Cream.

Sedikit bercerita, pemilihan nama pada menu yang ditawarkan di restoran Sushi Miya8i, sebagian diambil dari beberapa nama pendiri restoran itu sendiri. Misal Teukuro Hot Unagi Roll, itu diambil nama Teuku Wisnu. Berupa sushi dengan isian daging belut. Sedangkan menu lainnya, yaitu Tomasiro Dragon Ball terlihat seperti nama Thomas Nawilis, yaitu sushi dari udang renyah  digulung dan disajikan dengan alpukat dan saus teriyaki.

Dari keseluruhan menu yang ditawarkan, Ori Baked California Roll menjadi menu primadona. Menu ini berisi enam buah sushi dengan campuran daging kepiting, spicy mayo, dan enoki mushroom di dalamnya. Rasa pedas, manis, dan asam, bercampur menjadi satu yang membuatnya dicari banyak pecintanya. Menu primadona lain di luar sushi yaitu Seikoro Tom’s Steak dan Chicken Teriyaki. Dimana harga yang dipatok untuk setiap produk Sushi Miya8i pun terbilang murah, hanya berkisar di antara Rp 7 – 30 ribu tiap porsinya.

Pada umumnya, orang mengetahui masakan Jepang menggunakan bahan-bahan tidak halal bagi orang muslim. Itu memang karena penduduk di Jepang mayoritas merupakan non-islam. Karena yang dijual berupa sushi, Wisnu menjawab keraguan masyarakat terhadap kehalalan masakan khas Negeri Sakura tersebut. Wisnu bersama rekannya telah berinovasi untuk menemukan racikan bumbu yang mementingkan kehalalan bagi menu sushi-nya. Dirinya menegaskan, seluruh menu yang disajikan di Sushi Miya8i halal untuk dikonsumsi. Dibuktikannya jika Sushi Miya8i telah mengantongi sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

 “Alhamdulilllah setelah melalui proses panjang kita mendapat sertifikat halal. Ternyata kebanyakan rata rata di suhsi itu ada resep tidak halal, oleh karena itu banyak bumbu yang kita sortir sesuai yang diseleksi MUI, sehingga akhirnya semua bumbu yang kita pakai adalah bumbu halal,” pungkasnya

———————————————————

Nama Usaha    : Sushi Miya8i

Nama Pemilik  : Teuku Wisnu & rekannya

Mulai Berdiri   : 6 Juni 2011

Lokasi Usaha   : Teber – Jakarta Selatan

Produk             : Sushi

Mesin Relevan : ——–

Tips Bisnis     : Wisnu mengatakan bahwa selama ini orang mengenalnya sebagai seorang aktor sinetron bukan seorang pengusaha. Ibarat merintis, upaya untuk jadi artis itu sama dengan membuka usaha kulinernya. Dimana ada proses panjang gagal, gagal, gagal dan akhirnya berhasil. “Saya itu orangnya awalnya takut bicara di hadapan orang, gugup omong di hadapan orang banyak, jadi seleksi casting selalu gagal, gagal, dari sini saya belajar sehingga yang akirnya saya bisa menjadi aktor,” Wisnu menjelaskan proses awalnya dirinya jadi artis sinetron.

Gudeg Yu Djum, Incaran Oleh-Oleh Wisatawan

Yogyakarta, kota istimewa dengan segudang cerita yang ada di dalamnya. Kota kesultanan, sarat akan kebudayaan yang begitu kental.  Kota yang juga diwarnai dinamika pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai belahan bumi Nusantara. Kota yang menjadikan pariwisata sebagai sektor utama dengan banyaknya keindahan panorama nan menakjubkan. Kota dengan geografis strategis yang diuntungkan oleh jarak antar lokasi objek wisata yang terjangkau dan mudah ditempuh.

Jutaan wisatawan berkunjung tiap tahunnya untuk sengaja menengok Kota Yogyakarta yang menjadi tujuan wisata andalan kedua setelah Bali. Tentunya hal itu menjadikan sektor wisata sebagai motor perekonomian Kota Yogyakarta. Dimana secara umum, sektor pariwisata juga bertumpu pada sektor lain semisal pelayanan jasa dan perdangangan (hotel maupun restoran) yang dimiliki Yogyakarta. Dalam hal ini, antara pariwisata dan perdagangan memiliki hubungan yang saling menguntungkan dengan tujuan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Bicara sektor perdagangan, bidang kuliner menjadi buruan wisatawan datangi kota yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono ini. Aneka kuliner seperti bakpia, yangko, geplak, cokelat moggo, salak pondoh, hingga gudeg, menjadi oleh-oleh yang banyak dicari dan sangat sayang dilewatkan ketika mengunjungi Kota Yogyakarta.  Khusus untuk yang terakhir disebutkan, Gudeg Yu Djum menawarkan sesuatu yang berbeda dari kebanyakan warung gudek lain di sekitaran Jalan Wijilan –Yogyakarta.

Saat berkunjung ke Yogyakarta tentunya kerap bertemu dengan banyak penjual gudeg. Seperti di Jalan Wilijan yang menjadi salah satu sentra gudeg teramai yang ada di Yogyakarta. Tepatnya berada di sebelah timur Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta. Ditandai dengan sebuah gapura cantik bercat putih, Plengkung Tarunasura. Di tempat ini wisatawan akan bertemu puluhan warung gudeg, salah satunya Gudeg Yu Djum.

Gudeg Yu Djum merupakan warung gudeg terkenal yang ada di Jalan Walijan. Selain di Wilijan, Gudeg Yu Djum juga membuka kedai di jalan Kaliurang yang tak kalah ramainya. Tak heran, Gudeg Yu Djum telah ada sejak 1950 silam atau berumur sekitar 65 tahun.  Gudeg Yu Djum ini merupakan jenis gudeg kering yang dimasak hingga kadar airnya sedikit. Soal kelezatan jangan tanya, banyak wisatawan yang menjadikan makanan berbahan dasar nangka ini sebagai oleh-oleh atau buah tangan untuk keluarga saat berkunjung di Jalan Wilijan – Yogyakarta ini.

Buka mulai jam 06.00 pagi menjadikan gudek sering disantap sebagai menu sarapan sebagian masyarakat Yogyakarta. Gudek Yu Djum semakin istimewa berkat salah satu rahasianya, yang mana gudeg dimasak di kompor model lama yang masih menggunakan kayu bakar. Buah nangka sebagai bahan bakunya pun diambil dari luar Yogyakarta. “Nangka mudanya diambil dari langganan, sudah biasa setiap hari. Dari luar Yogya, dari Purworedjo,” ungkap Elina, salah seorang anak perempuan Yu Djum.

Dalam satu porsi Gudek Yu Djum berisi nasi dengan gudeg nangka lezat yang tambahi areh kental, sambal krecek dan lauk yang disesuaikan keinginan pelanggannya. Pilihan lauk yang tersedia seperti telur, tahu, tempe, suwiran daging ayam, ati ampela, dan potongan daging ayam lainnya. Kemudian disajikan di atas daun pisang yang membuat Gudeg Yu Djum semakin harum dan gurih yang berasal dari tambahan santan dan gula merah “Ayamnya kampung betina, kalau jantan nggak enak. Telornya telor bebek,” kata Elina.

  Harga satu porsi  gudeg dan tambahan lauk berkisar Rp 8 ribu hingga Rp 30 ribu (tergantung pemilihan lauk). Tentu selain dapat dimakan di tempat, Gudeg Yu Djum juga menawarkan paket oleh-oleh dengan besek atau kendil untuk dibawa pulang. Paket besek dan kendil pengunjung bisa membawa pulang oleh-oleh dengan kisaran harga Rp 40 ribu hingga Rp 240 ribu dengan batas akhir konsumsi selama 2 hari. Sehingga kiranya makanan ini sangat aman jika di jadikan buah tangan untuk keluarga di rumah.

Bicara soal omzet, Elina bingung menjelaskannya. Menurutnya sulit sekali untuk menghitung banyaknya porsi yang terjual tiap harinya. Saat ini ia hanya produksi jika gudeg racikan ibunya (Yu Djum) sudah mau habis. “Susah mbak ngitungnya. Tergantung pembeli. Pokoknya setiap mau habis ya bikin lagi,” pungkasnya.

——————————————————————-

Nama Usaha    : Gudeg Yu Djum

Nama Pemilik  : Yu Djum

Mulai Berdiri   : 1950

Lokasi Usaha   : Jalan Wilijan – Yogyakarta

Produk             : Gudeg Kering dan Aneka Lauk

Mesin Relevan : ——–

Agung Hercules, “Bakso Bentuk Barbel Pertama di Dunia”  

Pelantun singel ‘Astuti’ (2003), Agung Santoso atau yang lebih dikenal dengan sapaan Agung Hercules (38), tertarik akan dunia bisnis di bidang kuliner, khususnya bakso. Penyanyi sekaligus binaragawan yang memiliki ciri tubuh kekar dengan rambut gondrong terurai ini, mengusung nama ‘Bakso Barbel’ sebagai identitas produk yang dijualnya.

Penambahan kata ‘Barbel’ pada brand yang diusung Agung Hercules bukanlah suatu hal yang asing baginya. Agung Hercules merupakan atlet  di dunia olahraga binaraga yang telah digelutinya sejak lama.  Pria kelahiran Malang, 9 Februari 1977 ini pernah menjadi salah satu binaragawan terbaik di kota asalnya dan menduduki peringkat 6 di ajang Pra PON tahun 1998. Bahkan microphone yang digunakan sebagai aksesoris saat dirinya menjalani profesi sebagai penyanyi pun disulap menjadi bentuk barbel.

Tak sekedar daya tarik semata, pemilihan nama ‘Bakso Barbel’ dipilih karena memang baksonya memiliki bentuk yang unik dan lain dari biasanya. Yak berbentuk barbel. Bahkan sang empunya juga menghiasi gerai baksonya tersebut dengan aksesoris berbentuk barbel  seperti meja hingga mangkoknya. “Bakso barbel itu bentuknya seperti barbel, pertama di dunia. Mejanya barbel, mangkoknya barbel, pokonya semuanya berbentuk barbel. Usaha milik sendiri ini akan dibuka di Bandung,” ujar pria yang bertubuh kekar dan doyan nge-gym itu.

Bakso Barbel merupakan bakso khas Malang yang merupakan kota kelahiran Agung Hercules. Agung menjelaskan, Bakso Barbel kepunyaannya dibuat berbeda dengan bakso pada umumnya. Bakso yang umumnya berbentuk bulat maupun kotak, dikreasikan oleh Agung dari segi bentuk yang dicetak menyerupai barbel. Keunikan lain pun terlihat dengan cara penyajiannya. Bakso Barbel milik agung disajikan tanpa direbus seperti bakso pada umumnya. Penamaan menu Bakso Barbel menggunakan istilah unik. Contohnya bakso tahu basah yang diberi nama tabah. Seporsi Bakso Barbel dipatok agung seharga Rp 20.000.

“Dibuatnya menggunakan cetakan berbentuk barbel dan tidak direbus tapi dicetak kaya sosis begitu keluar udah mateng,” tambahnya.

Berkat mencipta jargon ‘Tidak Goyang Barbel Melayang’ (TGBM) membuat nama Agung Hercules semakin populer di kalangan masyarakat. Tak lupa, kembali jargon itu digunakan sebagai tagline pada brand Bakso Barbel yang berdiri sejak tahun 2013 lalu ini. Hanya saja ada sedikit penyesuaian menjadi ‘Tidak Makan Barbel Melayang’, seperti apa yang tercantum di papan nama depan gerai Bakso Barbel.

Kemitraan Bakso Barbel

Agar bisnis besutannya semakin tumbuh, Agung yang juga pernah bermain film layar lebar seperti ‘Test Pack’ (2012) dan ‘Comic 8’ (2014), menawarkan sistem kemitraan. Biaya kemitraan dipatok dengan harga Rp 200 juta. Dengan uang tersbut, mitra akan mendapatkan fasilitas seperti meja barbel, kursi barbel, dan aksesori barbel lainnya. Izin usaha pemakaian merek dan iklan juga akan ditanggung pihak Bakso Barbel besutan Agung Hercules tersebut. Dimana masa kerjasama kan berlaku hingga 10 tahun untuk 10 mitra pertama. Selanjutnya, kerjasama hanya berlaku selama tiga tahun.

Meski terbilang baru dalam menawarkan sistem kemitraan, sudah ada dua calon mitra yang ingin dengan Bakso Barber besutan Agung Hercules ini. Dalam paket kerjasama itu, mitra akan mendapat delapan hingga 10 meja. Namun, nilai investasi bisa dikurangi bila lokasi mitra hanya dapat menampung meja lebih sedikit dari jumlah itu. Dimana syarat yang berlaku untuk mitra, mereka dibebaskan mencari lokasi dan karyawannya sendiri. Dengan catatan, lokasi yang dipilih memiliki parkiran yang cukup luas. “Kami tidak menargetkan lokasi tertentu, yang penting parkirnya luas bisa menampung lima mobil dan 20 motor,” ujarnya.

Menurut perhitungan, satu gerai mitra ditargetkan dalam sehari mampu menghabiskan 70 porsi bakso barbel. Jika target itu tercapai, dari penjualan itu mitra dapat mengantongi omzet sebesar Rp 42 juta per bulannya. Jumlah itu akan dikurangi biaya produksi sebesar 40% per porsi, sehingga mitra dapat mengantongi laba kotor hingga mencapai Rp 25, 2 juta tiap bulannya. Angka tersebut dibebani untuk biaya operasional seperti sewa tempat dan gaji karyawan. Maka mitra mendapatkan laba bersih sebesar Rp 8,6 juta perbulan, dengan demikian, dibutuh waktu 2 tahun untuk mitra dapat malikkan modalnya.

————————————————————————————————

Nama Usaha    : Bakso Barbel

Nama Pemilik  : Agung Hercules

Mulai Berdiri   : 2013

Lokasi Usaha   : Bandung – Jawa Barat

Produk             : Bakso bentuk barbel

Mesin Relevan : Mesin Cetak Bakso, Mixer Bakso, Mesin Giling Daging

Dodol Nyak Mai, Tetap Eksis Berkat Resep Turun Temurun

Dodol merupakan panganan berbahan baku santan kelapa, tepung ketan, gula pasir, gula merah, dan garam yang prosesnya membutuhkan keahlian khusus dengan waktu cukup lama demi kualitas terbaik. Dodol merupakan salah satu makanan unik yang sering dijumpai di belahan bumi Nusantara. Banyaknya penggila panganan yang memiliki rasa manis legit ini menjadi penyebabnya. Bahkan di daerah-daerah tertentu, dodol sering dijadikan suguhan untuk acara-acara besar semisal perkawinan, syukuran, pengajian, hingga acara adat lainnya, dsb.

Berbicara tentang dodol, maka terlintas nama Garut di kepala. Kota Garut memang salah satu daerah yang konsen dengan panganan yang biasanya dijual dengan potongan kecil yang dibungkus dengan kertas minyak atau plastik ini. Bahkan dapat juga dikatakan, dodol lebih dikenal sebagai panganan khas dari Kota Garut. Meski pada kenyataannya, banyak juga dijumpai panganan dodol yang memiliki citarasa berbeda di tiap-tiap daerah produksi asalnya. Seperti dodol kandangan asal Kandangan, Kalimantan Selatan, mapun di Jawa Tengan dan Jawa Timur yang dikenal dengan sebutan jenang. Tak heran jika panganan ini juga ditemukan di Jakarta yang lebih dikenal sebagai dodol betawi.

Tak hanya kerak telor, kembang goyang, akar kelapa, klepon, kue ape, dodol betawi juga merupakan salah satu  panganan tradisional asli Betawi. Panganan kesukaan masyarakat ibu kota ini sering kali dijumpai di tempat ramai yang ada di Jakarta. Salah satunya di kawasan wisata Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Terkenal setelah diikukuhkannya sebagai kawasan Perkampungan Budaya Betawi, di Setu Babakan juga terdapat rumah produksi dodol betawi yang namanya telah tersohor seantero Jakarta. Siapa dia? Yak, “Dodol Nyak Mai”.

Terkenal sejak puluhan tahun lalu, usaha ini digagas oleh Nyak Mai yang konon sering disebut sebagai seorang wanita pembuat dodol pertama di Setu Babakan. Hingga seorang yang digambarkan menggunakan kerudung dan kacamata ini tutup usia pada tahun 2007 silam.  Kini usaha dodol ini sudah diwariskan ke generasi kedua, yakni Ny. Juwani, anak kelima dari Nyak Mai yang meneruskan kiprah ibunya menjual panganan legit ini pada masyarakat umum.

Tak lagi dijalankan oleh sang penggagas, Juwani selaku penerus, tetap mempertahankan rasa dan kualitas dari Dodol Nyak Mai. Selain memang rasanya yang legit, Dodol Nyak Mai dibuat tanpa bahan pengawet dan berbeda pada dodol pada umumnya. Hal itu diakuinya berkat resep rahasia turun temurun dari keluarganya. Tanpa adanya bahan pengawet, dodol buatan Juwani ini hanya mampu bertahan selama satu bulan tanpa suhu kulkas. “Kalau dimasukin kulkas bisa sampai 3 bulan. Ditanggung enggak ‘bulukan’. Saya jamin,” ujarnya.

“Nenek saya juga ahli buat dodol, nurun ke enyak, terus ke saya dan kakak saya. Jadilah sekarang meneruskan usaha enyak. Ada resep khusus yang diturunkan, khususnya soal takaran, hanya saya dan kakak saya yang tahu,” tambahnya saat ditanya resep rahasia yang membuat dodolnya menjadi unggulan.

Juwani secara singkat menjelaskan dibutuhkan waktu lama dalam proses pembuatan dodol dengan kualitas terbaik. Hal tersebut yang membuatnya hanya produksi dua hari sekali. Berlokasi di Jalan M Kahfi II Gang Kramat Bambu, Setu Babakan, hasil produksi dodol buatan Juwani biasanya dititipkan ke warung di sekitaran Setu Babakan. Meski diakuinya, lebih banyak pengunjung yang datang langsung ke rumah demi mendapatkan produk yang masih fresh.

“Prosesnya kurang lebih 7 jam, Kalau porsi pembuatan lebih besar, pengadukan bisa 10-12 jam. Mulai dari memasukan semua bahan kemudian mencampurkannya dengan rata dan mengaduknya sampai matang,” paparnya.

“Itu capek lo, makanya enggak tiap hari. Tapi, kalau orang datang, stok dodol pasti ada. Kadang juga ada orang yang telepon, pesan dulu baru diambil,” tambahnya.

Ditemani oleh lima orang karyawannya, Juwani mampu memproduksi 40 Kg setiap harinya. Jumlah tersebut meningkat saat libur panjang atau saat lebaran tiba, produksi dapat mecapai  700 kg dodol perharinya. Bahkan Juwani bercerita sampai harus menolak karena kewalahan dalam memenuhi pesanan.Yang beli banyak dari luar Jakarta juga. Pas lebaran kemarin, telepon enggak berhenti, bunyi terus. Pesanannya sampe ditolak-tolak karena enggak sanggup buat,” ungkapnya.

Dodol yang dijual Juwani ditawarkan dengan harga bervariasi. Mulai dari harga Rp 10 ribu sampai Rp 40 ribu tiap satu kemasannya. Kemasannya pun dibuat berbagai bentuk seperti lonjong dan kotak. Diakui juga oleh Juwani kemasan Rp 10 ribu merupakan produknya yang paling laris diburu penggilanya. Soal omzet, dengan harga jual seperti itu, dalam satu kali produksi Juwani mampu bisa mencapai Rp.1.600.000 dalam satu kali produksi.

“Paling laris yang kemasan Rp 10,000. Ini jadi bisnis yang sangat membantu perekonomian keluarga. Sudah ada 3 cabang di Jakarta, alhamdulillah sampai sekarang masih banyak yang suka. Produksi terus nambah apalagi saat jelang lebaran,” tutup Ibu 4 anak ini.

——————————————————————–

 

Nama Usaha    : Dodol Nyak Mai

Nama Pemilik  : Ny. Juwani

Mulai Berdiri   : 2007 (Warisan Ibu Nyak Mai)

Lokasi Usaha   : Jalan M Kahfi II Gang Kramat Bambu, Setu Babakan

Produk             : Dodol Betawi

Karyawan        : 5 Orang

Mesin Relevan : Mesin Dodol

Waralaba Ayam Bacok, Sukses dengan Ide ‘Bacok Ayam’

Banyak orang yang bertanya bisnis apa yang tepat untuk dirinya. Banyak pakar yang mengatakan jika hendak berbisnis, cobalah bisnis kuliner. Survey juga membuktikan, bisnis makanan/ kuliner (apapun) merupakan bisnis yang sangat menguntungkan jika dikelola dengan baik dan benar. Kelebihannya dibandingkan dengan jenis bisnis yang lainnya, bisnis kuliner merupakan bisnis yang tak ada matinya.

Alasannya cukup rasional, selama manusia masih hidup, selama itu pula mereka membutuhkan makanan sebagai sumber energi bagi tubuhnya. Terlebih banyaknya penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa. Tentunya jumlah tersebut merupakan merupakan sebuah market yang besar dan menjanjikan. Bisnis ini juga dapat dilakukan di mana saja dan oleh siapa saja, asalkan memenuhi persyaratan ekonomis.

Atas dasar tersebut, kini banyak bermunculan bisnis kuliner yang mulai tumbuh berkembang dan bahkan telah sukses dengan nama besarnya. Salah satunya yaitu bisnis kuliner ‘Ayam Bacok’ yang telah sukses menjual produk olahan ayam filet krispi tanpa tulang ini. Bisnis olahan ayam akhir-akhir ini memang menjadi pilihan karena digemari kebanyakan pelanggan khususnya di Indonesia. Selain memang sudah begitu familiar, harga olahan ayam pun bersahabat dengan kantong pelanggan. Hal tersebut mengapa banyak yang mencoba peruntungan bisnis seperti ini.

Banyak olahan ayam yang ditawarkan di luaran sana – digoreng, disayur, maupun dibakar – sebagai menu utamanya, Ayam Bacok tampil beda dengan mengusung konsep menu camilan ayam filet goreng tepung tanpa tulang. Tentu ini tak lepas dari racikan resep rahasia olahan seorang chef yang dikenal dengan sebutan Uncledazs yang namanya terpampang di salah satu desain Ayam Bacok. Tentunya olahan ayam seperti ini bukan pertama kali dibuat. Olahan ayam ini serupa dengan cemilan asal Taiwan, tentunya dengan rasa dan harga yang berbeda setelah mengalami penyesuaian yang dilakukan pihak Ayam Bacok.“Iya, jajanan khas dari Taiwan ini ternyata sangat digemari banyak orang ketika dibawa masuk ke Indonesia,” ungkap Musthofa, selaku Manager Franchise Ayam Bacok.

Dalam pembuatannya dirinya mengaku, produk-produk Ayam Bacok ini tidak menggunakan pengawet untuk bahan makanan. Selain itu, bahan baku yang digunakan merupakan bagian-bagian daging ayam tertentu seperti bagian dada tanpa kulit dan tulang yang dibalut tepung rendah lemak. Hal itu demi terjaganya kualitas bahan baku dalam melakukan inovasi pada produk Ayam Bacok. Saat ini, Ayam Bacok telah menjual enam variasi rasa, beberapa diantaranya seperti original, barbeqeu, ekstra pedas dan lada hitam. Dengan harga yang ditawarkan per porsinya yaitu porsi regular (200 gram) Ayam Bacok, senilai Rp 20.000. Sedangkan untuk ukuran mini dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau yaitu Rp 15.000 per porsinya.

“Bacok Sendiri Ayam-mu”

Dengan tagline populer “Bacok Sendiri Ayam-mu”, bisnis dengan sistem kemitraan (Ayam Bacok) ini menawarkan sensasi bagi para pelanggan yang ingin memotong sendiri snack ayam pesanan mereka. Tentu ide ini menjadi sesuatu yang unik nan kreatif dan tidak dimiliki oleh penjual menu ayam lainnya. Berjalan dengan baik, ternyata banyak pelanggan yang menyukai proses ini sambil bernarsis ria dan mengunggah foto-foto “membacok ayam” mereka ke berbagai social media.

Bisnis yang berdiri pada 1 Maret 2014 lalu ini dijalankan dengan sistem kemitraan. Ayam Bacok ini dianggap-anggap memiliki prospek yang cerah. Bahkan seminggu sebelum launching perdana, telah banyak yang menawarkan menjadi bagian dari Ayam Bacok sebagai mitra bisnis. “Meskipun pembukaan masih satu minggu lagi tetapi sudah ada dua calon mitra yang akan bergabung. Kita akan memaksimalkan menerima mitra setelah gerai pertama kita buka, biar calon mitra bisa melihat jalannya bisnis kita,”€ungkap Musthofa.

Bagi mitra yang ingin bergabung, bisnis yang bermarkas Jl. Pangrango Raya C32 Bekasi, pihak Ayam Bacok menawarkan biaya investasi sebesar Rp 20 juta. Investasi sebesar itu mitra akan mendapatkan perlengkapan memasak, branding, pelatihan karyawan dan bahan baku awal untuk menyajikan 200 porsi ayam. Tentunya untuk lokasi dan karyawan, pihak Ayam Bacok menyerahkan sepenuhnya kepada mitra untuk mencarinya sendiri.

Dengan modal investasi sebesar itu, hasil hitungan Mustofa mencatat, target rata-rata omzet yang bisa didapatkan mitra sekitar Rp 12 juta tiap bulannya. Omzet sebesar itu, mitra bisa mendapatkan laba bersih sebesar 60%, setelah dikurangi biaya operasional, pembelian bahan baku, sewa tempat dan gaji pegawai. Sehingga tak membutuhkan waktu yang lama bagi mitra untuk balik modal, hanya sekitar 5 bulan waktu yang dibutuhkannya. Dengan catatan, lokasi yang dipilih cukup strategis. Dengan potensi pengunjung bisa lebih banyak.

Musthofa tidak membebankan biaya royalti kepada mitra. Hanya saja, mitra diharuskan untuk membeli bahan baku tepung dan bumbu olahan ayam pada manajemen pusat. Tujuannya, untuk menjaga kualitas produk dan menyamakan standar rasa di setiap mitra bisnisnya. “Selain mencari lokasi yang strategis, agar target omzet bisa tercapai, mitra juga diharapkan bisa mengikuti tata cara manajemen yang ditetapkan oleh pusat dalam menjalani operasional perusahaan,” pungkasnya.

——————————————————————–

Nama Usaha    : Ayam Bacok

Nama Pemilik  : Uncledazs

Mulai Berdiri   : Tahun 2014

Lokasi Usaha   : Jl. Pangrango Raya C32 Bekasi

Produk             : Ayam filet goreng tepung

Mesin Relevan : Deep Fryer

Pempek Wongkito 19, Lezat Seperti Daerah Asalnya

Ragam kebudayaan yang ada di Bumi Pertiwi, menjadikan negara ini lebih berwarna. Dimana selain prilaku, hukum adat, pakaian, bangunan, corak, hingga makanan menjadi harta karun yang ditinggalkan leluhur untuk keturunannya di masa depan. Khusus untuk makanan, berlabel sebagai ‘tanah surga’, Indonesia memiliki beragam bahan dasar yang dapat dihasilkan bermacam jenis makanan khas daerah berkat kekayaan alam luar biasa yang dimilikinya.

Makanan khas adalah makanan dengan cita rasa teristimewa yang biasa dikonsumsi dan diterima oleh masyarakat sekitar. Makanan khas daerah juga menjadi sesuatu yang unik dan memiliki tempat tersendiri di hati para pecintanya. Kerinduan akan makanan khas daerah, membuat seseorang rela melakukan apa saja demi ingin mengicip kembali makanan tersebut. Bahkan mereka rela pergi berpindah-pindah tempat dan menunggu lama untuk dapat merasakan makanan terbaik khas daerahnya.

Sebut salah satunya yaitu pempek, makanan asli Palembang, Sumatera Selatan ini. Pempek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Biasanya makan ini ditemani dengan irisan mentimun besrta mie kuning yang disiram kuah berwarna coklat agak kehitaman. Kuah tersebut merupakan cuka atau cuko –sebutan orang palembang- yang terbuat dari air mendidih dengan tambahan gula merah, udang ebi, cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam secukupnya.

Cuko atau kuah pempek ini oleh masyarakat Palembang dibuat pedas dengan maksud menambah nafsu makan. Namun semakin ramainya Kota Palembang dari para pendatang, saat ini banyak juga cuko yang ditemui dengan rasa manis untuk pilahan bagi mereka yang tak suka pedas. Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie kuning.

Begitu populernya nama pempek di lapisan masyarakat yang bahkan hingga keluar kota asalnya, menjadikan peluang usaha makanan asli Palembang ini begitu terbentang. Hal itu itu juga yang dimanfaatkan oleh Kemas Firmansyah (Kemas) yang kini sukses dari usaha Pempek Wongkito 19 miliknya. Kemas yang juga merupakan putera asli Palembang, Sumatera Selatan yang telah hijrah ke Jakarta ini berhasil memanfaatkan potensi akan makanan khas daerahnya.

Bersiri sejak 2010 silam, Pempek Wongkito 19 sukses menggandeng lebih dari 100 kemitraan dua tahun setelahnya, atau tepatntya pada 2012. Kemas seorang entrepreneur yang peduli akan makanan khas daerahnya ini berharap jumlah tersebut akan terus meningkat. Sejalan dengan visi misi yang diterapkan dari usaha yang berpusat di Harapan Indah Bekasi Barat ini yaitu, Memperkenalkan Pempek Palembang sebagai Makanan Dunia dan Membuka 1.000 Outlet di Dunia”. Kemas begitu optimis akan mimpi-mimpinya. Hal itu mungkin saja terjadi, mengingat semangat juang pengusaha muda tersebut.

Sedikit bercerita, Kemas menjelaskan asal usul dari nama Pempek Wongkito 19, diambil dari kata “Wong Kito” yang merupakan pengakuan seseorang bahwa dirinya komunitas orang Palembang. Sedangkan angka “19” yang ditaruh pada brand-nya tersebut bukan untuk penghias atau melambangkan nomer urut semata. Menurut Kemas, angka “19” memiliki arti yang merupakan kelurahan 19 Ilir, Kota Palembang yang sangat populer sebagai daerah pembuat pempek dengan rasa lezat dan nikmat.

Tersebar di lokasi-lokasi strategis, membuat Pempek Wongkito 19 semakin ramai diburu oleh pecinta kuliner dari berbagai belahan Bumi Nusantara. Selain Jakarta, outlet Pempek Wongkito 19 juga tersebar di Bekasi, Tanggerang, Depok, Bogor, Bandung, Kaltim, Kalsel, Cirebon, Serang Banten, Jawa Tengah, dan beberapa kota di Jawa Timur seperti Gersik dan Bojonegoro. Tak hanya datang langsung, kedai yang menjual makanan asli Palembang ini juga sering menerima pesanan dari negera tetangga semisal Malaysia, Brunei, Singapore, hingga Australia. Bahkan tak jarang negara yang berada jauh semisal Canada, America, Abu Dhabi, dll, turut memesan makanan dari daerah Kemas ini.

Banyaknya mitra yang bergabung, membuat usaha yang dijalankan kemas semakin berkembang. Kemas yakin, bisnis mitra usahanya tetap akan tumbuh, lantaran bisnis ini masih menjanjikan. Sebagai Franchisor, Kemas menceritakan, penghasilan yang didapat mitra berbeda satu dengan yang lainnya. Bahkan dirinya mengklaim, hasil perolehan mitra usahanya selama ini terbilang mentereng yang mampu peroleh total omzet hingga Rp 60 juta perbulan. “Tapi, ada juga yang omzetnya berada di sekitaran Rp 15 juta dan bahkan cuma Rp 6 juta,” beber Kemas.

Kemas mengatakan, perolehan omzet yang diperoleh sangat bergantung kepada wilayah dan kemampuan mitra menggaet pelanggan. Menurutnya, perlu adanya sebuah gerakan untuk meningkatkan kinerja dari usaha ini. Sesuatu berupa edukasi berulang kali diberikan Kemas kepada calon mitra usahanya. Edukasinya pun berupa imbauan agar calon mitra usahanya terus menjaga mutu dan kualitas produk. Ia menilai, edukasi itu penting di tengah persaingan bisnis pempek yang semakin ketat. Jangan sampai kualitas produk menurun, sehingga ditinggalkan pelanggan. “Edukasi itu seputar kualitas produk, pelayanan ke konsumen, dan juga bagaimana mengelola usaha. Kami terus pantau mitra dan memberikan edukasi yang memadai,” katanya.

Produk olahan ikan dengan campuran sagu berlebelkan Pempek Wongkito 19 ini dijual di pasaran dengan harga yang bervariasi (tergantung jenis produk). Pecinta makanan khas Kota Palembang ini dapat mencicipi produk dari Pempek Wongkito 19 mulai dari harga Rp 9.000 untuk ukuran kecil hingga Rp 12.000 per potong untuk ukuran besar. Tentunya harga ini telah mengalami beberapa kenaikan akibat ketidakstabilan harga BBM yang menyebabkan naik turunnya bahan baku Pempem Wongkito 19.

Terkait biaya paket investasi yang ditawarkan, diperlukan Rp 19 juta untuk bergabung menjadi mitra Pempek Wongkito 19. Rinciannya, dari paket investasi tersebut mitra akan mendapatkan hak atas merek jual beserta semua peralatan dan perlengkapan masak. Harga tersebut di luar dari biaya untuk menebus produk berupa pempek siap goreng sebagai deposit dari Pempek Wongkito 19. Untuk menebusnya, Kemas menarik biaya tambahan sebesat Rp1,5 juta, sehingga total biaya paket investasi awal secara keseluruhan sebesar Rp 20,5 juta.

“Dengan menjadi Mitra Bisnis Pempek Wongkito 19, investasi akan segera balik modal. Mungkin saja hanya dalam hitungan bulan.  Bahkan dalam hitungan 4 hingga 7 bulan, modal sudah kembali, dan bulan berikutnya tinggal menikmati ”passive income” yang akan terus mengalir selama menjadi Mitra Bisnis Pempek Wongkito 19,” pungkasnya.

——————————————————————

Nama Usaha    : Pempek Wongkito 19

Nama Pemilik  : Kemas Firmansyah

Mulai Berdiri   : 2010

Lokasi Usaha   : Harapan Indah Bekasi Barat

Produk             : Pempek Palembang

Mesin Relevan : Deep Fryer

Tony Sucipto, Siapkan Hari Tua dengan Investasi di Bisnis Kuliner

Penghasilan selangit sebagai pemain sepak bola professional, membuat siapapun tergiur akannya. Meski dapat penghasilan selangit, masa produktif pesepak bola tak berlangsung dalam waktu yang lama. Karena masa produktivitas seseorang itu terukur dari masa usia yang semakin membuatnya tak lagi bersinar dalam karirnya. Hingga akhirnya setelah melewati ‘masa keemasan’ kebanyakan pemain sepak bola yang kurang produktif memutuskan untuk gantung sepatu. Perlu bagi mereka memikirkan karir selanjutnya untuk meneruskan hidup. Biasanya setelah gantung sepatu pemain bola memilih karir sebagai pelatih sepak bola, pengusaha, hingga menjadi seorang tokoh politik.

Sejalan dengan apa yang baru-baru ini dilakukan oleh Toni Sucipto, seorang pemain sepak bola yang kini merambah ke dunia bisnis kuliner dan investasi pada warung makan. Sukses sebagai pilar penting ‘Maung Bandung’, Toni Sucipto mulai mecicipi dunia bisnis untuk bekal saat karirnya sebagai sepak bola professional berakhir. Bersama Tito dan Sandi, Tony Sucipto (Tony) mengaku ingin mulai belajar menjalankan bisnis bersama rekannya tersebut. Lirik bisnis kuliner, Tony memilih ‘Rumah Makan Sambel Hejo Cipaganti’ yang dibelinya dari franchisor asal Purwakarta.

“Saya baru dalam proses belajar. Namun, saya berharap agar usaha ini terus berkembang dan bisa menjadi investasi saat saya pensiun dari dunia sepak bola nanti. Ini termasuk makanan Sunda, kita datengi ke Nagrak, Purwakarta, ke pemiliknya langsung untuk buka franchise. Terus katanya oke, lalu kita buka. ” ujar Tony saat launching rumah makan miliknya.

Dibuka pada Rabu (1 April 2015) lalu saat launching Rumah Makan Sambel Hejo Cipaganti yang bertempat  di Jln. Dr. Sukimin, Cipaganti Bandung, hadir pula punggawa Persib lainnya, Abdul Rahman, Dias Angga Putra dan kiper Persib, I Made Wirawan. Meski berstatus sebagai pemain sepak bola, kepada wartawan Tony mengaku tak menggunakan atribut sepak bola untuk dekorasi warung makannya tersebut. Ia lebih memilih suasana tenang dan santai.

“Namanya Rumah Makan Sambel Hejo Cipaganti. Ya, pastinya kan dalam dunia sepak bola ada masa aktifnya, jadi mempersiapkan dari sekarang sebagai investasi masa depan. Sebenarnya sudah buka dari Jumat (27/3/2015) lalu. Tapi baru sekarang resmi dibukanya soalnya kemarin saya masih di timnas,” ungkap pemain serba bisa itu.

“Kalau ke bola tidak ada, kita biasa saja, tempat makan biasa dengan suasana tenang dan santai. Tapi kebetulan ada foto waktu di Jakabaring dan bertiga (rekan bisnis) fotonya,” tambahnya.

Bandung sebagai surga kuliner dan tujuan wisata, dijadikan alasan oleh Tony untuk hijrah ke ‘Kota Kembang’ ini dan membuka bisnis kuliner. Lebih jauh, pemain kelahiran Surabaya yang juga menyukai masakan sunda ini menyampaikan jika sebenarnya telah lama ingin membuka dan menjalankan bisnis kuliner. Hanya saja kesibukannya sebagai seorang pemain sepak bola profesional, membuat keinginannya baru bisa kesampaian tahun ini. “Alasan memilih rumah makan sunda karena saya masakan sunda dan kebetulan bukanya juga di tanah Sunda, jadi ya sudah buka rumah makan khas Sunda aja,” ucapnya.

Sebelumnya, Tony sempat mengungkapkan alasannya memilih usaha kuliner dibandingkan usaha lainnya. Menurutnya, Bandung memiliki potensi yang luar biasa soal wisata kuliner, pakaian, hingga pariwisata. Oleh karenanya, ia pun melihat adanya peluang untuk mencoba peruntungan dengan membuka warung makan.

“Saya melihatnya Bandung punya keunggulan. Melihat prospek kuliner di Bandung bagus sekali dan lebih terkenal dengan kuliner, pakaian, dan tempat pariwisata. Secara personal, aku memang tertarik dengan usaha kuliner apalagi suasana kotanya yang nyaman,” ucapnya beberapa waktu lalu.

Sangat banyak rumah makan sunda yang telah berdiri kokoh dengan nama besarnya. Sama seperti yang lainnya, tentu rumah makan sunda menyajikan menu-menu masakan khas sunda. Hanya untuk dapat menarik perhatian pelanggan, seorang pemiliknya harus memiliki ciri khas atau pembeda dari rumah makan sunda lainnya. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Tony dan kedua rekannya yang telah memikirkan menu-menu pembeda dari rumah makan sunda pada umumnya.

Fokus terhadap suasana tenang dan santai menjadi pembeda Rumah Makan Sambel Hejo Cipaganti dengan rumah makan sunda lainnya. Tony menyebutkan dirinya ingin menciptakan suasana seperti di cafe untuk menjadi pembeda rumah makan miliknya. Dimana nantinya, pengunjung yang datang dapat dengan santai dan menikmati suasana makannya. Ditambah tempat yang strategis dekat dengan perkantoran dan udara yang masih segar, membuat pengunjung dapat lebih santai menyantap sajiannya.

“Pembedanya dengan rumah makan khas sunda lainnya, kalau tempat lainkan biasanya lesehan tapi disini Tony buat mirip cafe. Biar para pengunjung bisa lebih santai dan nyaman saat menikmati hidangan yang telah dipesan,” katanya.

Menggandeng 10 orang karyawan, Tony berharap sambil belajar kelak bisnisnya dapat sukses dan menambah jumlah karyawannya. Tak sampai di situ, setelah sukses membuka bisnis rumah makan, Tony menyiapkan sebuah ide bisnis yang ia pelajari dari konsep di luar negeri. “Sambil belajar dulu, pegawainya 10 orang, ini baru awal semoga nanti nambah jangan sampai dikurangin. Baru 50 persen, tapi Insya Allah bulan lima (Mei) atau enam (Juni) sudah bisa tercapai semuanya. Tunggu saja,” pungkasnya.

—————————————————————————

Nama Usaha    : Rumah Makan Sambel Hejo Cipaganti

Nama Pemilik  : Tony Sucipto, Tito, dan Sandi

Mulai Berdiri   : 1 April 2015

Lokasi Usaha   : Jalan Dr. Sukimin, Cipaganti Bandung

Produk             : Masakan Sunda

Karyawan        : 10 Orang

Mesin Relevan : Presto

Bolu Meranti, Oleh-Oleh Khas Kebanggaan Masyarakat Medan

Bolu Meranti, kini menjadi bagian yang tak terpisahkan saat angkat kaki dari Kota Medan. Kue bolu gulung ini selalu menjadi panganan favorit yang cocok dijadikan buah tangan untuk keluarga di rumah. Kelezatan Bolu Meranti memang sudah lama menjadi buah bibir. Bahkan tak hanya tersohor hingga pelosok Nusantara, beberapa negara pun ikut memperbincangkan kelezatan bolu gulung asal kita kelahiran Penyair Indonesia Chairil Anwar ini.

Tak heran jika para pembeli rela mengantri demi mendapatkan Bolu Meranti. Karena memang, butuh sedikit pengorbanan untuk dapat mengicip kelezatan dari bolu gulung khas Medan yang menjadi oleh-oleh wajib untuk dibawa pulang. Namun semua pengorbanan akan terbayar lunas setelah merasakan bolu gulung yang super lezat ini.

Lalu, tahukan Anda sosok di balik kesuksesan Bolu Meranti yang menjadi salah satu oleh-oleh favorit dari Kota Medan? Ialah Ny. Ai Ling, seorang ibu rumah tangga yang juga pelopor atas kebesaran nama Bolu Meranti hingga seperti sekarang ini. Pada tahun 2005 silam, bermodal hobi memasak dan membuat kue yang dilakukannya sejak muda, hal itu yang mengawali sejarah ibu empat anak ini mulai merintis usaha kue miliknya.

“Awalnya, sewaktu kami masih kecil-kecil, mama suka buat kue untuk ‘bontot’ kami ke sekolah agar tidak jajan yang macam-macam. Lama-kelamaan, teman-teman satu sekolah banyak yang pesan dan tertarik untuk mencicipi kue buatan. Lama-kelamaan pesanan semakin banyak,” papar Ricca salah seorang anak pendiri Bolu Meranti.

Ricca pun memaparkan alasannya menggunakan nama Miranti untuk kue gulung yang sudah terkenal di Kota Medan tersebut. Nama tersebut dipilih dari kesepakatan yang dibuatnya bersama saudaranya. “Meranti diambil dari alamat rumah tante tempat mama dulu sering menitipkan bolunya. Karena sudah dikenal banyak orang bahwa Bolu Meranti itu enak dan lezat, kita pun sepakat mempertahankan branding Meranti dan mendaftarkannya secara resmi,” jelasnya.

Bolu Meranti menyediakan berbagai pilihan bolu gulung. Diantaranya bolu gulung standar, bolu gulung spesial, bolu gulung topping, hingga bolu gulung 3 in 1 yang tersedia dalam berbagai varian rasa seperti cokelat meses, keju, mocha, selai strawberry, nanas, bluebbery, dan masih banyak rasa lainnya. Harga yang ditawarkan pun bervariatif, mulai dari Rp 45.000 hingga Rp 65.000. Setelah mengalami pengembangan, kini Bolu Meranti juga menyediakan aneka kue lain yang tak kalah lezatnya seperti kue bolu, nastar, lapis legit, dan lapis keju.

Sempat berhembus kabar yang tak enak yang meragukan kehalalan dari produk-produk Bolu Meranti, sang empunya lalu menepis dengan menampangkan logo halal berukuran cukup besar yang dipasangkan di dinding gerai miliknya. Semakin berkembangnya Bolu Miranti, Ricca menceritakan banyak pembeli yang menanyakan kehalalan produk dari usaha yang dikelolanya saat ini.

Ricca pun menegaskan bahwa logo halal tersebut bukanlah sekedar ‘asal tempel’ seperti yang diperkirakan banyak orang sebelumnya. Oleh sebab itu, akhirnya Ricca mendaftarkan Bolu Meranti ke LPPOM MUI Provinsi Sumatera Utara. Dampaknya cukup signifikan, Ricca mengaku sejak memperoleh sertifikasi halal dari LPPOM MUI omzet penjualan Bolu Meranti semakin meningkat tajam.

———————————————————————————-

Nama Usaha    : Bolu Meranti

Nama Pemilik  : Ricca (Anak Ai Ling founder Bolu Meranti)

Mulai Berdiri   : Tahun 2005

Lokasi Usaha   : Jalan Kruing No. 2K, Medan, Sumatra Utara

Produk             : Bolu gulung

Mesin Relevan : Planetary Mixer, Spiral Mixer, Oven

Franchise Celebrity Pancake Durian

Kue pancake sekarang semakin banyak peminatnya. Tak heran jika kue dadar yang terbuat dari tepung terigu, telur ayam, gula, dan susu ini makin gampang dijumpai di berbagai tempat. Terutama di kota-kota besar, seperti Jakarta.

Salah satu brand Pancake yang cukup terkenal adalah Celebrity Pancake yang dirintis oleh Rosita Nadhya dan Rosana Podesta di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat. Celebrity Pancake menawarkan sajian pancake dengan aneka macam topping yang bisa dipilih sendiri oleh konsumen.

Aneka menu Celebrity Pancake

Aneka menu Celebrity Pancake

 

 

 

 

 

 

Topping yang tersedia antara lain durian, stroberi, melon, tiramisu, choco chip, almond dan masih banyak lagi. Ukuran Pancake yang lebih besar dibandingkan ukuran normal juga menjadi kelebihan dari Celebrity Pancake ini. “Kami membuat pancake dengan ukuran 6 centimeter (cm) x 6 cm,” ujar Rosana. Untuk produk yang paling digemari sendiri adalah rasa durian original dan cokelat.

Usaha mereka berdiri sejak tahun 2011. Celebrity Pancake resmi menawarkan kemitraan sejak 2012. Hingga saat ini sudah ada 37 mitra yang bergabung. Mayoritas mitranya berlokasi di kota-kota besar, seperti Jabodetabek, Bandung, Cibubur, Pekanbaru, Solo, Palembang dan Banjarmasin. Sedangkan gerai pusat ada di Cengkareng, Jakarta Barat yang juga menjadi tempat pembuatan Pancake. Dalam kemitraan ini, Celebrity Pancake menawarkan paket investasi sebesar Rp 18 juta.

Dengan harga tersebut, mitra akan mendapatkan perlengkapan berupa booth, box freezer, poster promosi, kotak bungkus, spanduk, dan bahan baku pancake sebanyak 400 pieces. Untuk sistem selanjutnya mitra wajib membeli bahan baku Pancake ke pusat. Minimal pembelian sebanyak 250 pieces. “Tidak ada pelatihan yang kami berikan karena semua Pancake sudah dibuat di workshop kami di Cengkareng, jadi mitra tinggal pesan,” katanya Rosana.

Dalam kemitraan ini, Rosana tidak memungut royalty fee sehingga mitra lebih bebas dalam mengembangkan bisnisnya. Ada pun harga jual standar pancake adalah Rp 13.000 per pieces. Mitra sendiri boleh menjual di atas harga yang ditetapkan pusat. Ia mencontohkan seorang mitranya di Makassar yang menjual dengan harga Rp 17.000 per pieces. “Itu karena ongkos kirim yang mahal,” jelas Rosana.

Dalam sebulan, satu gerai ditargetkan bisa menjual minimal 1.500 pieces dengan perkiraan omzet yang didapat gerai tersebut sekitar Rp 20 juta sebulan. Dengan laba bersih sebesar 45%, mitra bisa balik modal dalam tiga bulan. Namun perhitungan itu juga sangat tergantung kepada lokasi usaha yagn dipilih. Semakin strategis lokasi berjualan, maka peluang mendapat omzet lebih besar juga semakin terbuka.

 

———————————————————————–

 

Nama Usaha : Celebrity Pancake

Nama Pemilik : Rosita Nadhya dan Rosana Podesta

Mulai Berdiri : Tahun 2011

Lokasi Usaha : Cengkareng, Jakarta Barat.

Yang Diproduksi : Pancake

 Jumlah Karyawan : 15 orang

 Tantangan : Sumber Daya Manusia (SDM)

 Kunci Sukses : Membangun keunggulan produk dibandingkan kompetitor sejenis.

Mesin Yang Relevan : Mesin Pencetak Pancake

Bandeng Juwana, Pusat Oleh-oleh Jadi Ikon Kota Semarang

Semarang, salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia ini terkenal dengan julukan The Port of Java (Pelabuhannya Jawa). Julukan tersebut dipilih sebagai upaya pencitraan kota sebagai pusat pelabuhannya pulau jawa oleh walikota dalam memajukan sektor pariwisata Kota Semarang. Alasannya jelas, kota yang juga terkenal akan banyaknya aliran sungai ini,  menyimpan kekayaan tempat wisata yang tak terhitung jumlahnya. Mulai dari Kawasan Lawang Sewu yang menyimpan banyak sejarah dan terkenal akan keseramannya, wisata keluarga, wisata alam, wisata religius, hingga pada wisata belanja.

Bicara soal belanja, ketika dalam kunjungan ke suatu wilayah baru, membeli oleh-oleh menjadi wajib hukumnya. Pasalnya, oleh-oleh atau buah tangan biasanya sesuatu yang unik dari suatu wilayah dan memiliki daya tariknya tersendiri. Biasanya buah tangan tersebut dapat dengan mudah dijumpai di pasar oleh-oleh yang berada di sekitaran kawasan wisata. Wajar jika oleh-oleh menjadi banyak incaran para pecinta dunia pariwisata. Tentunya hal tersebut membuat pasar oleh-oleh semakin tumbuh dan selaras dengan peningkatan perekonomian warga sekitar. Itu mengapa, kebanyakan dari pemimpin kota begitu berusaha dengan keras memajukan sektor pariwisata di wilayahnya.

Kebijakan walikota untuk memajukan pariwisata Kota Semarang, berhasil menciptakan banyak pengusaha yang khususnya fokus di sektor oleh-oleh ini. Sebut saja ‘Bandeng Juwana’ yang telah sukses menjadi pusatnya berbagai oleh-oleh di Kota Semarang. Tentu keberhasilan itu tak lepas dari keuletan sang pemilik, Dr. Daniel Nugroho Setiabudi, yang berusaha dengan kerasnya mengembangkan Bandeng Juwana hingga menjadi pusat oleh-oleh di Kota Semarang. Bahkan dapat dikatakan, Bandeng Juwana sudah menjadi ikonnya Kota Semarang, karena pengunjung belum sah jika tak mampir pusat oleh-oleh tersebut.

Memiliki misi, memacu kreatifitas demi terciptanya produk baru yang berkualitas, Bandeng Juwana berdiri pada 3 Januari 1981. Sedikit bercerita, ide membuat bandeng tulang lunak terlahir ketika Daniel melihat sebuah toko sejenis yang selalu ramai pengunjungnya. Kurang lebih satu tahun waktu yang dibutuhkan Daniel untuk melakukan pengamatan pada toko tersebut. Awal perjalanannya, daniel beserta Bandeng Juwana kala itu menjual bandeng tulang lunak masih secara sederhana. Hingga kerja keras pemilik Bandeng Juwana menjadikan pusat oleh-oleh yang berada di Kota Semarang tersebut semakin besar hingga sekarang ini.

Pengunjungnya tak pernah sepi, apalagi ketika musim liburan datang. Akan banyak pengunjung yang rela mampir dan memadati pertokoan, seperti halnya lautan manusia. Antrean tersebut demi dapat membawa oleh-oleh ikan bandeng tulang lunak yang khas dari Semarang ke kota asal.

Meski terselip kata bandeng dalam penggunaan namanya, tak lantas pusat oleh-oleh tersebut hanya menyajikan ikan khas Semarang yang diolah hingga tulangnya lunak saja. Bandeng Juwana juga menyediakan aneka macam oleh-oleh khas dari berbagai wilayah di Jawa Tengah seperti enting-enting gepuk, moaci, wingko, lumpia, keripik, aneka dodol, dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun demikian, tetap saja ikan yang dipenuhi duri pada seluruh bagian dagingnya ini menjadi primadona di hati para pecintanya ini.

Selain buah tangan  yang dapat dibawa pulang oleh setiap pengunjung yang datang, mereka juga bisa menikmati berbagai hidangan olahan daging ikan bandeng. Tepat di lantai dua di tempat yang sama, terletak restoran Bandeng Juwana yang menyediakan aneka olahan makanan berbahan dasar bandeng. Mulai dari buntil bandeng, Rendang bandeng, hingga menu klasik yaitu bandeng goreng dengan telur.

Berbagai bandeng tulang lunak (presto) tersedia di pusat oleh-oleh yang berada di Jalan Pandanaran, Semarang, Jawa Tengah ini. Pembedanyanya pun dari ketahanan usia konsumsi makanan tersebut ketika pengunjung hendak membawanya pulang sebagai buah tangan. Mulai Bandeng Pepes Duri Lunak yang tahan hanya 24 jam saja, Bandeng Asap Duri Lunak yang tahan selama dua hari, hingga Bandeng Vacuum yang mampu bertahan tiga bulan untuk dikonsumsi. Harganya pun variatif yang disesuaikan dengan ketahanan olahan bandeng, mulai dari Rp 90.000,-/ kg. Dengan catatan pengunjung bebas memilih isi ikan bandeng per kilogramnya. Mulai dari per kilogram isi 2 hingga 6 ekor bandeng tulang lunak.

 

Nama Usaha    : Bandeng Juwana

Nama Pemilik  : Dr. Daniel Nugroho Setiabudi

Mulai Berdiri   : 3 Januari 1981

Lokasi Usaha   : Jalan Pandanaran, Semarang, Jawa Tengah.

Produk             : Oleh-oleh khas Jawa Tengah

Mesin Relevan : Presto