Tony Sucipto, Siapkan Hari Tua dengan Investasi di Bisnis Kuliner

Penghasilan selangit sebagai pemain sepak bola professional, membuat siapapun tergiur akannya. Meski dapat penghasilan selangit, masa produktif pesepak bola tak berlangsung dalam waktu yang lama. Karena masa produktivitas seseorang itu terukur dari masa usia yang semakin membuatnya tak lagi bersinar dalam karirnya. Hingga akhirnya setelah melewati ‘masa keemasan’ kebanyakan pemain sepak bola yang kurang produktif memutuskan untuk gantung sepatu. Perlu bagi mereka memikirkan karir selanjutnya untuk meneruskan hidup. Biasanya setelah gantung sepatu pemain bola memilih karir sebagai pelatih sepak bola, pengusaha, hingga menjadi seorang tokoh politik.

Sejalan dengan apa yang baru-baru ini dilakukan oleh Toni Sucipto, seorang pemain sepak bola yang kini merambah ke dunia bisnis kuliner dan investasi pada warung makan. Sukses sebagai pilar penting ‘Maung Bandung’, Toni Sucipto mulai mecicipi dunia bisnis untuk bekal saat karirnya sebagai sepak bola professional berakhir. Bersama Tito dan Sandi, Tony Sucipto (Tony) mengaku ingin mulai belajar menjalankan bisnis bersama rekannya tersebut. Lirik bisnis kuliner, Tony memilih ‘Rumah Makan Sambel Hejo Cipaganti’ yang dibelinya dari franchisor asal Purwakarta.

“Saya baru dalam proses belajar. Namun, saya berharap agar usaha ini terus berkembang dan bisa menjadi investasi saat saya pensiun dari dunia sepak bola nanti. Ini termasuk makanan Sunda, kita datengi ke Nagrak, Purwakarta, ke pemiliknya langsung untuk buka franchise. Terus katanya oke, lalu kita buka. ” ujar Tony saat launching rumah makan miliknya.

Dibuka pada Rabu (1 April 2015) lalu saat launching Rumah Makan Sambel Hejo Cipaganti yang bertempat  di Jln. Dr. Sukimin, Cipaganti Bandung, hadir pula punggawa Persib lainnya, Abdul Rahman, Dias Angga Putra dan kiper Persib, I Made Wirawan. Meski berstatus sebagai pemain sepak bola, kepada wartawan Tony mengaku tak menggunakan atribut sepak bola untuk dekorasi warung makannya tersebut. Ia lebih memilih suasana tenang dan santai.

“Namanya Rumah Makan Sambel Hejo Cipaganti. Ya, pastinya kan dalam dunia sepak bola ada masa aktifnya, jadi mempersiapkan dari sekarang sebagai investasi masa depan. Sebenarnya sudah buka dari Jumat (27/3/2015) lalu. Tapi baru sekarang resmi dibukanya soalnya kemarin saya masih di timnas,” ungkap pemain serba bisa itu.

“Kalau ke bola tidak ada, kita biasa saja, tempat makan biasa dengan suasana tenang dan santai. Tapi kebetulan ada foto waktu di Jakabaring dan bertiga (rekan bisnis) fotonya,” tambahnya.

Bandung sebagai surga kuliner dan tujuan wisata, dijadikan alasan oleh Tony untuk hijrah ke ‘Kota Kembang’ ini dan membuka bisnis kuliner. Lebih jauh, pemain kelahiran Surabaya yang juga menyukai masakan sunda ini menyampaikan jika sebenarnya telah lama ingin membuka dan menjalankan bisnis kuliner. Hanya saja kesibukannya sebagai seorang pemain sepak bola profesional, membuat keinginannya baru bisa kesampaian tahun ini. “Alasan memilih rumah makan sunda karena saya masakan sunda dan kebetulan bukanya juga di tanah Sunda, jadi ya sudah buka rumah makan khas Sunda aja,” ucapnya.

Sebelumnya, Tony sempat mengungkapkan alasannya memilih usaha kuliner dibandingkan usaha lainnya. Menurutnya, Bandung memiliki potensi yang luar biasa soal wisata kuliner, pakaian, hingga pariwisata. Oleh karenanya, ia pun melihat adanya peluang untuk mencoba peruntungan dengan membuka warung makan.

“Saya melihatnya Bandung punya keunggulan. Melihat prospek kuliner di Bandung bagus sekali dan lebih terkenal dengan kuliner, pakaian, dan tempat pariwisata. Secara personal, aku memang tertarik dengan usaha kuliner apalagi suasana kotanya yang nyaman,” ucapnya beberapa waktu lalu.

Sangat banyak rumah makan sunda yang telah berdiri kokoh dengan nama besarnya. Sama seperti yang lainnya, tentu rumah makan sunda menyajikan menu-menu masakan khas sunda. Hanya untuk dapat menarik perhatian pelanggan, seorang pemiliknya harus memiliki ciri khas atau pembeda dari rumah makan sunda lainnya. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Tony dan kedua rekannya yang telah memikirkan menu-menu pembeda dari rumah makan sunda pada umumnya.

Fokus terhadap suasana tenang dan santai menjadi pembeda Rumah Makan Sambel Hejo Cipaganti dengan rumah makan sunda lainnya. Tony menyebutkan dirinya ingin menciptakan suasana seperti di cafe untuk menjadi pembeda rumah makan miliknya. Dimana nantinya, pengunjung yang datang dapat dengan santai dan menikmati suasana makannya. Ditambah tempat yang strategis dekat dengan perkantoran dan udara yang masih segar, membuat pengunjung dapat lebih santai menyantap sajiannya.

“Pembedanya dengan rumah makan khas sunda lainnya, kalau tempat lainkan biasanya lesehan tapi disini Tony buat mirip cafe. Biar para pengunjung bisa lebih santai dan nyaman saat menikmati hidangan yang telah dipesan,” katanya.

Menggandeng 10 orang karyawan, Tony berharap sambil belajar kelak bisnisnya dapat sukses dan menambah jumlah karyawannya. Tak sampai di situ, setelah sukses membuka bisnis rumah makan, Tony menyiapkan sebuah ide bisnis yang ia pelajari dari konsep di luar negeri. “Sambil belajar dulu, pegawainya 10 orang, ini baru awal semoga nanti nambah jangan sampai dikurangin. Baru 50 persen, tapi Insya Allah bulan lima (Mei) atau enam (Juni) sudah bisa tercapai semuanya. Tunggu saja,” pungkasnya.

—————————————————————————

Nama Usaha    : Rumah Makan Sambel Hejo Cipaganti

Nama Pemilik  : Tony Sucipto, Tito, dan Sandi

Mulai Berdiri   : 1 April 2015

Lokasi Usaha   : Jalan Dr. Sukimin, Cipaganti Bandung

Produk             : Masakan Sunda

Karyawan        : 10 Orang

Mesin Relevan : Presto

Leave a comment