Depok Expo Gandeng 150 UMKM

Depok – Diikuti 150 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Pameran Gelar Karya UMKM Kota Depok (Depok Expo) digelar oleh Dinas Koperasi UMKM dan Pasar (DKUP) Kota Depok, Jumat (21/11) sore di Lapangan Merdeka, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat.

Saat ini Kota Depok sudah tumbuh menjadi wilayah berpotensi bagi para pelaku UMKM di Kota Depok. Diantaranya yaitu dalam bidang fashion, kuliner, hingga pada kerajinan. Berbicara mengenai jumlah tenaga kerja yang berkecimpung dalam dunia UMKM aktif di Depok, Nur Mahmudi, selaku Walikota Depok mengungkapkan, UMKM khususnya di wilayah Depok saat ini telah menyerap tenaga kerja sekitar 99.000 orang. Dengan 38.000 orang diantaranya berada di bidang kuliner.

Kebijakan terbaru dari pemerintah pusat berupa kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pastinya berdampak langsung terhadap keberlangsungan UMKM secara hampir keseluruhan. Namun kebijakan tersebut dinilai tak mengurangi semangat 150 pelaku UMKM untuk ikut serta dalam pameran tersebut.

Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail beranggapan, “Menyikapi hal ini, tentu harus ada adjusment bagi para pelaku UMKM. Karena seluruh bahan baku untuk keperluan UMKM akan terkena imbas dari kenaikan harga BBM. Perkiraan, kenaikan akan dialami dari bidang kuliner berkisar 5%.”

Menurutnya, hanya saja yang paling penting sekarang ini, pelaku UMKM harus membaca seberapa besar daya beli masyarakat. Sehingga sebagai pengusaha tidak boleh kemudian semena-mena menaikan harga, dengan patokan kenaikan harga BBM. “Tidak boleh semena-mena, ada rumusnya juga,” ucap Nur Mahmudi. “Kalau para pelaku UMKM menjual produknya dengan mengikuti kenaikan harga BBM maka tidak akan laku dia, karena yang lain banyak yang murah,” tambahnya.

Persiapan UMKM dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Nur Mahmudi menantang pelaku UMKM untuk mampu menyediakan kebutuhan bangsa Indonesia terlebih dahulu. Kemudian mampu bersaing dari segi kualitas yang dihasilkannya. Kalau telah mampu menyajikan kualitas yang sepadan, harga yang bersaing, pelaku UMKM tak perlu gentar dalam menghadapi MEA.

“Kalau kita mampu menyajikan kualitas yang sepadan, harga yang bersaing, insaallah tidak perlu gentar. Saya tidak ngomong bagus, tapi sepadan. Karena orang sana (anggota MEA negara lain) pun akan mikir-mikir juga,” imbuh Nur Mahmudi ditengah-tengah kunjungan stand pelaku UMKM Pameran Depok Expo.

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan untuk menghadapi MEA itu sendiri yaitu, motivasi kepada seluruh masyarakat untuk mencintai produk saudaranya sendiri. “Kita perlu didik masyarakat Indonesia agar menjadi konsumen cerdas, konsumen yang memprioritaskan produk saudaranya sendiri, kemudian pelaku usahanya juga harus menyadari bahwa dia akan melayani saudaranya,” tambahnya.

“Upaya dalam mengedukasi masyarakatnya untuk mecintai produk saudaranya sendiri, pemerintah Kota Depok sudah terus menerus melakukan hal demikian. Tidak perlu menunggu kejadian kenaikan harga BBM, atau menunggu dorongan-dorongan MEA itu.  Karena kita dari awal sudah menumbuhkan cinta dan memanfaatkan aneka produk Indonesia,” tutupnya.